Stabat, HNCL
Sekdakab Langkat Surya Djahisa terkesan mulai jengah sikap atau etika Dirut PDAM Tirta Wampu, bahkan segera merekomendasikan kepada Bupati peninjauan ulang jabatan tersebut. Pasalnya, acapkali BUMD itu di demo menyusul dugaan kurang pantas Jufrizal. “Sepertinya tidak satu atau dua kali warga ataupun elemen lainnya unjuk rasa tentang PDAM (Tirta Wampu) ini, tetapi tetap saja ada kaitannya dengan sikap kurang baik direktur dikemukakan. Ada apa ini, saya akan rekomendasikan ke pimpinan tentang persoalan ini agar ada semacam peninjauan kembali jabatan itu,” kata Surya.
Sekdakab Langkat Surya Djahisa terkesan mulai jengah sikap atau etika Dirut PDAM Tirta Wampu, bahkan segera merekomendasikan kepada Bupati peninjauan ulang jabatan tersebut. Pasalnya, acapkali BUMD itu di demo menyusul dugaan kurang pantas Jufrizal. “Sepertinya tidak satu atau dua kali warga ataupun elemen lainnya unjuk rasa tentang PDAM (Tirta Wampu) ini, tetapi tetap saja ada kaitannya dengan sikap kurang baik direktur dikemukakan. Ada apa ini, saya akan rekomendasikan ke pimpinan tentang persoalan ini agar ada semacam peninjauan kembali jabatan itu,” kata Surya.
Hal itu disampaikan kepada wartawan yang menemui Surya di ruang kerja, Senin (22/4), pasca menerima perwakilan Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Untuk Birokrasi Bersih (GM-PBB) yang meminta Bupati Langkat mencopot atau memberhentikan secara tidak hormat Direktur PDAM Tirta Wampu, Jufrizal, karena terkait beberapa hal termasuk dugaan percobaan atau perbuatan pelecehan seksual terhadap siswi praktek kerja lapangan (PKL) di instansi tersebut.
Lebih lanjut ditegaskan Surya, beberapa jam sebelum massa GM-PBB melakukan aksi Jufrizal dihadirkan menghadap Sekda dan ketika itu diingatkan tentang bakalan adanya aksi dan diharapkan bersama menghadapi guna memberikan penjelasan.
Tetapi kenyataannya berbeda sebut Surya, Jufrizal bukannya turut mendampingi Sekda serta beberapa pejabat lainnya menemui warga malah tanpa kabar kabur begitu saja. “Terserah kalian (wartawan) lah menilainya, apakah ngeyel atau bagaimana sikapnya itu padahal sebelum sudah saya beritahukan langsung tentang aksi warga tersebut untuk bersama-sama menghadapinya,” seru Surya.
Nah, untuk kengenyelannya tersebut Sekdakab Langkat menegaskan segera memberikan rekomendasi kepada Bupati Langkat, H Ngogesa Sitepu, mempertimbangkan kembali jabatan Direktur PDAM Tirta Wampu diemban Jufrizal disebabkan etika yang kurang beritikad baik.
Berbeda dengan Sekdakab Langkat, Abd Karim Nasution Asisten I Pemerintahan Pemkab Langkat sekaligus Badan Pertimbangan BUMD tersebut terkesan membela habis Jufrizal dihadapan warga pendemo dalam momen penyampaian aspirasi.
Parahnya lagi, tanpa sungkan Karim terkesan memperagakan arogansi jabatannya karena menyergah setiap kali perwakilan massa ingin sampaikan aspirasi meskipun belum mendapat giliran berbicara. Herannya, mantan Kabag Orta itu selalu memutus pembicaraan Sekda saat memberikan klarifikasi poin demi poin dikemukakan warga.
Surya ketika disinggung prilaku Karim tidak mau berkomentar banyak, sekaligus menyerahkan kepada wartawan yang hadir di ruangan rapat Sekdakab Langkat menilainya sendiri. “Begitulah, kalian sendirilah yang menilainya,” ketus Surya.
GM-PBB pada kesempatan itu melemparkan sedikitnya 12 poin tentang kebobrokan PDAM Tirta Wampu tidak hanya terkait persoalan dugaan pelanggaran hukum maupun status mantan napi disandang Jufrizal termasuk juga perbuatan kurang layak dilakukan terhadap siswi melakukan PKL di BUMD tersebut yang data lengkapnya ada dikantongi massa. Sementara itu, hari yang sama puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Intelektual langkat melakukan aksi balasan. Dan mendukung kinerja dan meminta Dirut PDAM Tirta Wampu dipertahankan. Dimana permintaan Mahasiswa Inteltual Langkat ini memiliki beberapa alasan yakni, sudah membangun pengolahan air di Serapih dengan 30 lliter per detik, membangun pengolahan air di Kec. Binjai dan sejumlah pembangunan lainnya. Menanggapi pro dan kontra ini, Dirut PDAM Tirta Wampu, Jufrizal menngatakan, saat ini dirinya tetap berusaha bagai mana perusahaan yang dipimpinnya dapat lebih baik dari yang sebelumnya.
“Dalam hal ini saya perlu tegaskan, tudingan dugaan korupi yang saya lakukan dalam pengerjaan pembangunan tidak benar. Sebab, pembangunan itu dilakukan oleh Kementtrian PU dan kami hanya penerima pisik,” tegasnya, seraya menambahkan, pertama kali ia memimpin saldo yang ada di PDAM hanya Rp 12 juta dan saat ini sudah lebih baik. (Lukman-ta/Nusantaranews)
Sumber : Nusantaranews.com