Stabat, Headline News Cahaya Langkat
Dalam buku APBD Langkat TA 2011, di sebutkan anggaran untuk pembangunan infrastruktur untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian sebesar Rp 472.041.000.
Karikatur Korupsi |
Rp 411.250.000 di antaranya digunakan untuk pengadaan benih padi, pupuk NPK, pupuk organik cair dan pupuk kandang untuk 7 kecamatan. Namun, semua diduga fiktif karena ‘ditumpangtindihkan’ dengan bantuan serupa dari Dinas Pertaniani Sumut, masing-masing kecamatan diproyeksikan menerima 1,250 ton bibit padi, 1.500 kg pupuk NPK, 200 liter pupuk organik cair dan 12,5 ton pupuk kandang.
Selain itu, honor untuk petugas analisa dan pengawasan data sebesar Rp 9 juta dan uang transport peserta pelatihan petani dalam rangka pengembangan budi daya tanaman dengan pendekatan PTT sebesar Rp 10.500.000,- juga ‘disantap’ dan fiktif. Padahal, dana transport itu diproyeksikan untuk 30 orang di 7 kecamatan, masing-masing diberikan Rp 50 ribu.
Apalagi, ada biaya makan dan minum kegiatan sebesar Rp 12.600.000,- untuk 30 orang di masing- masing kelompok tani di 7 kecamatan. Lalu, ada biaya perjalanan dinas sebesar Rp 21.400.000, dan Rp.880.000,- di antaranya untuk biaya perjalanan dinas Kadis Pertanian Basrah Daulay dalam rangka pembinaan dan monitoring ke kecamatan. Jadi, mustahil jika Kadis Pertanian Langkat, Basrah Daulay tidak mengetahui kegiatan fiktif tersebut.
Selain itu, proyek itu tidak pernah ditenderkan, padahal ada biaya sosialisasi dan publikasi tender di media massa sebesar Rp 5 juta. Buktinya, beberapa KUPTD Pertanian ketika dikonfirmasi , Sabtu (25/2), mengaku tidak tahu-menahu dengan proyek tersebut. KUPT Pertanian Kecamatan Brandan Barat, Jalal Ginting misalnya, ketika ditanya mengaku tidak ada mendapat bantuan dari dana APBD Langkat untuk TA 2011, baik bantuan benih maupun pupuk.
“ Ah, mana ada bantuan yang kami terima untuk TA 2011. Walaupun begitu, agar lebih jelas coba tanyakan saja sama Sekretaris Dinas Pertanian,”jawabnya. Lalu, KUPTD Pertanian Kecamatan Gebang Ayon Mahyujar juga begitu. Bahkan, ketika ditanya Ayon mengaku bingung.
“Ah, bingung pun aku, tapi memang tidak ada bantuan seperti itu yang kami terima. Coba tanya saja sama ‘orang Tingkat II,” ujarnya gugup.
Hal sama dikatakan KUPTD Pertanian Kecamatan Pkl Susu, Bukhari. Katanya, tidak ada bantuan dari APBD Langkat, yang ada hanya bantuan dari Pemerintah Pusat. Itu pun hanya bantuan pupuk.
Ironisnya, ketika hal itu disampaikan kepada Kabid Produksi, Ir Aman Purba, dia mengelak dan pura-pura heran. Bantuan tersebut sudah disalurkan melalui rekanan, lagi pula berita acaranya juga ada. Dia menegaskan, memang tidak ditenderkan, tapi melalui penunjukan langsung. Namun, mengenai siapa nama rekanannya dia enggan menjawab. "Tanyakan saja kepada PPK-nya, Khairil Kencana,” ujarnya.
Dinas Pertanian Langkat juga diduga telah menyelewengkan dana pengembangan bibit unggul pertanian/ perkebunan sebesar Rp 149.710.000,- dari dana APBD Langkat TA 2011, Rp 76.250.000,- di antaranya digunakan untuk pembelian bibit tanaman buah-buahan, antara lain durian, mangga, rambutan, manggis dan duku.
Bibit tanaman tersebut diproyeksikan untuk daerah pinggiran di sepanjang jalan menuju Daerah Tujuan Wista (DTW), namun diduga telah dimark-up. Sebagai contoh, harga bibit rambutan sebesar Rp 15.000 per batang, padahal di pasaran diperkirakan hanya Rp. 5.000,- per batang.
Karena itu, diduga Dinas Pertanian telah ‘mengaut’ uang APBD Langkat sebesar puluhan juta rupiah. Apalagi, untuk itu Pemkab Langkat juga sudah mengucurkan dana untuk biaya perjalanan dinas bagi para pejabat terkait sebesar Rp. 44.420.000,- Selain itu, dana pertemuan untuk para penerima bibit unggul itu sebesar Rp. 7.050.000,- juga diduga fiktif, karena tidak dilaksanakan Karena itu, diminta kepada aparat penegak hukum, khususnya Kapolres Langkat yang baru, AKBP Leonardus Eric Bhismo SIK SH untuk menangkap dan memeriksa Kadis Pertanian Langkat, H Basrah Daulay SH, Kabid Produksi Ir Aman Purba dan Kasi Pengembangan Holtikultura dan Aneka Tanaman, Jasmarita SP.