P.Brandan, Headline News Cahaya Langkat
Sekitar 500 orang warga Kabupaten Langkat
berdemo ke kantor Unit Pengolahan II Pertamina, Area Pangkalan Brandan,
di Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Senin
(19/11/2012). Mereka menolak rencana pelepasan aset milik perusahaan
tersebut.
Ilustrasi Demo |
Massa yang melakukan long march dari Makam Pahlawan dan tiba di gerbang Area Pangkalan Brandan, sekitar pukul 10.00 WIB. Seterusnya massa yang mendapat kawalan polisi ini, menggelar orasi.
Dalam pernyataannya, koordinator aksi Yan Syahrin menyatakan, mereka menentang keras rencana penjualan aset Pertamina. Aset yang mau dijual itu antara lain puluhan unit rumah yang ada di Perumahan Karyawan (Puraka) I yang berada di Jl. Thamrin, Babalan.
Warga menilai, aset yang dimiliki Pertamina di Langkat melekat erat dengan keberadaan kilang minyak Pangkalan Brandan yang merupakan kilang minyak pertama di Indonesia, dan Langkat merupakan bagian dari sejarah perminyakan di Indonesia.
"Jika memang Pertamina tidak mampu mengelola aset itu, serahkan saja kepada Pemerintah Kabupaten Langkat. Kalau pun aset itu dijual, uang hasil penjualan itu tidak akan terlalu berarti bagi Pertamina. Lebih baik disewakan saja, jadi nilai sejarah itu tidak hilang," tukas Syahrin.
Disebutkan Syahrin, rencana pelepasan aset Pertamina Pangkalan Brandan dalam lelang 22 November mendatang sangat mencederai perasaan warga Langkat. Setelah minyak kering, sekarang Langkat ditinggalkan. Pertamina dinilai tidak pandai membalas jasa.
"Membangun perguruan tinggi pun tidak di sini, padahal minyak dari bumi Langkat ini sudah diambil semua," kata Syahrin.
Terhentinya operasional kilang Pangkalan Brandan sejak 2007, karena tidak adanya suplai minyak mentah dari sumur-sumur minyak. Kebanyakan sumur minyak di Langkat dan sekitarnya sudah mengering setelah proses eksploitasi bertahun-tahun, termasuk sumur minyak pertama yang ditemukan di Indonesia, Telaga Said.
Sumber : DetikNews