Home » » BI Bina Sektor Pertanian, Peternakan Dan Kerajinan Di Langkat

BI Bina Sektor Pertanian, Peternakan Dan Kerajinan Di Langkat

Written By Unknown on Selasa, 20 November 2012 | 00.55

Stabat, Headline News Cahaya Langkat
Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah IX Sumut- Aceh melalui dana bina lingkungan (CSR) meningkatkan potensi satu desa dengan membina enam kelompok tani atau 60 orang petani di Desa Aman Damai, Kecamatan Sirapit, Langkat khususnya di sektor pertanian, peternakan (budidaya bebek) dan kerajinan bordir.

Ilustrasi Gambar

“Desa yang kami bina itu karena potensinya cukup bagus untuk dikembangkan,” jelas Nasser Atorf, Direktur BI Kantor Wilayah IX Sumut-Aceh didampingi Kabid Ekonomi dan MOneter Mikael Budisatrio kepada wartawan di rumah dinas Bupati Langkat kemarin.

Nasser dan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mendantangani kesepatan kerjasama (MoU) untuk perkembangan Desa Aman Damai yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan yang gilirannya nanti dapat meningkatkan perekonomian daerah itu dan perekonomian Sumatera Utara pada umumnya.

Nasser menyebut kepedulian BI membantu Desa Aman Damai khususnya sektor pertanian antara lain menjaga inflasi supaya tidak meningkat. Sebab beras merupakan salah satu pemicu inflasi.”Untuk itu, BI dan pemerintah Kabupaten Langkat melakukan rapat kerja sama untuk pengembangan di berbagai sektor terutama pertanian,” jelasnyas.

Menurut Nasser Desa Aman Damai di Langkat dipilih setelah tim BI melakukan survei dan seleksi ke sejumlah daerah di Sumut, BI akhirnya memilih Desa Aman Damai, Kecamatan Sirapit, Kabupaten Langkat karena sektornya yang menjanjikan untuk dikembangkan.

Bantuan yang diberikan ke dea tersebut merupakan anggaran program sosial BI atau CSR alat pertanian, jactor, bibit padi, bibit hewan ternak dan pengetahuan bordir.

Selain membantu produksinya, menurut Nasser, pihaknya juga akan melakukan pembinaan kepada petani hingga para petani mampu untuk memasarkan produknya sendiri dengan melakukan pengembangan empat aspek yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan ekonomi.

Jadi adanya program CSR ini hendaknya masyarakat desa mau memanfaatkan karena BI sendiri tidak memberi bantuan uang, tapi  bisa mendatangkan tenaga ahli bagaimana usaha yang dijalankan ini bisa berhasil.”Jika usaha sudah bagus hasilnya melimpah, bank tidak usah diundang akan datang sendiri,” katanya.

Masalahnya selama ini menurut Nasser, banyak pengusaha kecil belum tersentuh bank. Karena itu  petani  perlu membentuk kelompok tani atau kaum ibu yang berusaha bordir  membentuk kelompok usaha ini.

Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu yang diwakili Asisten Ekonomi dan Pembangunan Indra S menyambut baik tindak lanjut dari BI. Dia mengatakan dengan bantuan yang diberikan. Problem UKM di Langkat, katanya, adalah soal permodalan dan Sumber Daya Manusia (SDM). “UKM sangat membutuhkan modal untuk mengembangkan potensinya dan juga SDM terampil,” ucapnya.

Kabid Ekonomi dan Moneter BI Mikael Budisatrio menambahkan tahun 2012 BI mengalokasikan dana CSR sebesar Rp1,3 miliar, untuk kebutuhan pangan Rp500 juta, program Sistem Rice Intensification (SRI) di kabupaten Rp500 juta serta  CSR regular bantuan rumah ibadah.

Tahun 2013, BI menurut Mikael, juga akan membantu terbentuknya penangkaran benih. Selama ini petani Sumut cenderung mengambil benih dari Jawa. Dengan adanya penangkaran benih maka petani Sumut dapat dengan mudah memperoleh benih berkualitas.
Sumber : Berita Sore
Share this article :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...