Stabat, Headline News Cahaya Langkat
Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah IX Sumut- Aceh melalui dana bina
lingkungan (CSR) meningkatkan potensi satu desa dengan membina enam
kelompok tani atau 60 orang petani di Desa Aman Damai, Kecamatan
Sirapit, Langkat khususnya di sektor pertanian, peternakan (budidaya
bebek) dan kerajinan bordir.
Ilustrasi Gambar |
“Desa yang kami bina itu karena potensinya cukup bagus untuk
dikembangkan,” jelas Nasser Atorf, Direktur BI Kantor Wilayah IX
Sumut-Aceh didampingi Kabid Ekonomi dan MOneter Mikael Budisatrio kepada
wartawan di rumah dinas Bupati Langkat kemarin.
Nasser dan Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mendantangani kesepatan
kerjasama (MoU) untuk perkembangan Desa Aman Damai yang dinilai sangat
berpotensi untuk dikembangkan yang gilirannya nanti dapat meningkatkan
perekonomian daerah itu dan perekonomian Sumatera Utara pada umumnya.
Nasser menyebut kepedulian BI membantu Desa Aman Damai khususnya
sektor pertanian antara lain menjaga inflasi supaya tidak meningkat.
Sebab beras merupakan salah satu pemicu inflasi.”Untuk itu, BI dan
pemerintah Kabupaten Langkat melakukan rapat kerja sama untuk
pengembangan di berbagai sektor terutama pertanian,” jelasnyas.
Menurut Nasser Desa Aman Damai di Langkat dipilih setelah tim BI
melakukan survei dan seleksi ke sejumlah daerah di Sumut, BI akhirnya
memilih Desa Aman Damai, Kecamatan Sirapit, Kabupaten Langkat karena
sektornya yang menjanjikan untuk dikembangkan.
Bantuan yang diberikan ke dea tersebut merupakan anggaran program
sosial BI atau CSR alat pertanian, jactor, bibit padi, bibit hewan
ternak dan pengetahuan bordir.
Selain membantu produksinya, menurut Nasser, pihaknya juga akan
melakukan pembinaan kepada petani hingga para petani mampu untuk
memasarkan produknya sendiri dengan melakukan pengembangan empat aspek
yakni kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup dan ekonomi.
Jadi adanya program CSR ini hendaknya masyarakat desa mau
memanfaatkan karena BI sendiri tidak memberi bantuan uang, tapi bisa
mendatangkan tenaga ahli bagaimana usaha yang dijalankan ini bisa
berhasil.”Jika usaha sudah bagus hasilnya melimpah, bank tidak usah
diundang akan datang sendiri,” katanya.
Masalahnya selama ini menurut Nasser, banyak pengusaha kecil belum
tersentuh bank. Karena itu petani perlu membentuk kelompok tani atau
kaum ibu yang berusaha bordir membentuk kelompok usaha ini.
Bupati Langkat, Ngogesa Sitepu yang diwakili Asisten Ekonomi dan
Pembangunan Indra S menyambut baik tindak lanjut dari BI. Dia mengatakan
dengan bantuan yang diberikan. Problem UKM di Langkat, katanya, adalah
soal permodalan dan Sumber Daya Manusia (SDM). “UKM sangat membutuhkan
modal untuk mengembangkan potensinya dan juga SDM terampil,” ucapnya.
Kabid Ekonomi dan Moneter BI Mikael Budisatrio menambahkan tahun 2012
BI mengalokasikan dana CSR sebesar Rp1,3 miliar, untuk kebutuhan pangan
Rp500 juta, program Sistem Rice Intensification (SRI) di kabupaten
Rp500 juta serta CSR regular bantuan rumah ibadah.
Tahun 2013, BI menurut Mikael, juga akan membantu terbentuknya
penangkaran benih. Selama ini petani Sumut cenderung mengambil benih
dari Jawa. Dengan adanya penangkaran benih maka petani Sumut dapat
dengan mudah memperoleh benih berkualitas.
Sumber : Berita Sore